Asal Usul Kang Bahar, Preman Legendaris Asal Bandung yang Taubat Jelang Akhir Hidupnya
INSPIRASI — BANDUNG, Kisah asal-usul Kang Bahar, preman legendaris asal Bandung era 96, dituturkan dengan menarik di laman Facebook Afzal Reyhan Junnathan. Kisah ini menggambarkan perjalanan hidup seorang lelaki yang lahir dari keluarga petani miskin di Kabupaten Garut yang berjuang menghadapi tantangan dan akhirnya menemukan takdirnya di tengah hiruk-pikuk terminal bus.
Sejak kecil, Kang Bahar dibesarkan dalam lingkungan yang keras. Ayahnya seorang kuli tani yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dalam masa kecilnya, Kang Bahar memiliki sahabat bernama Kang Bagja. Mereka sering mengaji dan berlatih silat bersama, membentuk ikatan persahabatan yang kuat. Namun, setelah lulus SMA, nasib mereka berpisah; Kang Bagja, anak dari keluarga kaya, melanjutkan pendidikan ke Kota Bandung, sementara Kang Bahar terjebak dalam kebingungan tentang masa depannya.
Kang Bahar menyadari bahwa kondisi keuangan keluarganya membuatnya tidak mungkin untuk melanjutkan kuliah. Dalam kebingungannya, ia memutuskan untuk ikut Kang Bagja ke Bandung, berharap menemukan arah hidup yang baru. Setibanya di terminal bus Cicaheum, mereka berpisah. Kang Bagja melanjutkan perjalanannya ke dunia pendidikan, sementara Kang Bahar terpaksa berjuang sendirian.
Di terminal, Kang Bahar memulai kehidupan barunya sebagai pedagang asongan. Ia menjual tahu Sumedang dan makanan lainnya kepada penumpang yang datang dan pergi. Meski penghasilannya kecil, cukup untuk makan sehari-hari, ia tetap bersyukur. Namun, ketenangan ini segera terganggu oleh tekanan dari preman-preman yang memaksanya membayar pajak untuk berjualan. Baginya, ini adalah bentuk ketidakadilan yang harus dilawan.
Suatu hari, Kang Bahar berhadapan dengan seorang preman yang datang untuk menagih iuran. “Dengan kemampuan bela diri yang dipelajari Kang Bahar, ia melawan preman tersebut dan berhasil mengalahkannya. Seketika itu, nama Kang Bahar mulai dikenal di terminal sebagai pedagang asongan pertama yang berani melawan kekuasaan preman.”tulis FB Afzal Reyhan Junnathan.
Namun, keberanian ini membuatnya diburu oleh sekelompok preman yang merasa terancam. Pertempuran demi pertempuran terjadi antara Kang Bahar dan preman-preman di terminal. Meski berhadapan dengan jumlah lawan yang lebih banyak, Kang Bahar tidak gentar. Berkat ketangguhannya, satu per satu preman berhasil dikalahkannya, dan dengan demikian, kekuasaan preman di terminal runtuh. Ia pun diakui sebagai penguasa baru di terminal, tetapi Kang Bahar memilih untuk tidak mengulangi kesalahan penguasa sebelumnya.
Kang Bahar menerapkan sistem yang adil dan menguntungkan semua pihak. Ia mengusulkan model bisnis di mana pedagang dan sopir dapat merasakan manfaat dari pengelolaan yang baik. Di bawah kepemimpinannya, tidak ada pihak yang merasa dirugikan, menciptakan suasana aman dan nyaman bagi semua yang beraktivitas di terminal.
Seiring waktu, pengaruh Kang Bahar meluas tidak hanya di terminal, tetapi juga ke jalanan dan pasar. Ia menjadi sosok yang dihormati dan ditakuti, namun tetap berpegang pada prinsip keadilan. Namun, kehidupannya yang penuh kesuksesan tidak berlangsung tanpa cobaan. Kehilangan istri tercintanya mengguncang hidupnya dan memaksanya untuk merenungkan arti hidup yang sebenarnya.
Setelah peristiwa duka tersebut, Kang Bahar memutuskan untuk pensiun dari dunia yang membesarkannya. Ia mengalihkan kekuasaannya kepada Muslihat dan mengabdikan sisa hidupnya untuk memperbaiki diri. Sebelum istrinya meninggal, ia mendapat pesan untuk memperbaiki hidup dan menantinya di surga. Keputusan pensiun bukan hanya untuk dirinya, tetapi untuk menjunjung tinggi harapan istrinya dan berusaha menjalani hidup yang lebih baik.
Dalam sisa hidupnya setelah pensiun, Kang Bahar berusaha untuk mengubah diri menjadi pribadi yang lebih baik. Ia mulai belajar agama, menjalankan sholat, dan berpuasa, berupaya memperbaiki setiap aspek hidupnya. Kisah Kang Bahar adalah perjalanan seorang lelaki biasa yang berusaha berjuang tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk keluarganya dan orang-orang yang mengikuti jejaknya.
Dengan latar belakang yang penuh liku, Kang Bahar menunjukkan bahwa setiap pilihan hidup, meskipun sulit dapat mengarah pada transformasi yang bermakna. Kisahnya mengingatkan kita bahwa di balik kehidupan yang kelam, selalu ada harapan untuk berubah dan menciptakan masa depan yang lebih cerah. (FB/***)