Berproses di BLK, Ihsan Ashadi Menjelma Jadi Pengrajin Mebeler Sukses


INSPIRASI — BULUKUMBA, Pria ini awalnya tak mengenal alat-alat pertukangan portable dan mesin tetap apatahlagi mengoperasikan. Ia buta soal mesin sawing, splitting,  mesin tenon, mesin mortiser dan beberapa mesin lainnya. 

Tapi karena semangat dan motivasi yang membuncah untuk mengembangkan usaha mebel pasca pelatihan, Ihsan Ashadi berusaha untuk paham dan mengoperasikan mesin-mesin itu sesuai dengan petunjuk operasionalnya. 

“Saya berproses di Balai Latihan Kerja (BLK)  Bulukumba tanpa keterampilan sedikit pun sebelumnya. Menggunakan saja alat pertukangan pertama kali di BLK, tapi dengan pengetahuan dan pengalaman praktek yang diberikan sehingga saya termotivasi untuk melanjutkan, ” cerita Ihsan. 

Meski ia bergelar Sarjana alumni Universitas Alauddin Makassar ia tak gengsi masuk pelatihan yang banyak diisi alumni SMA,  SMP bahkan yang tak berpendidikan. 

Memang, dengan embel-embel gelar yang diperoleh dengan jatuh bangun selama 4 tahun atau bahkan lebih, lulusan sarjana cenderung memiliki penghargaan diri yang tinggi atas gelar yang tersemat anggun di belakang namanya. Sehingga mereka merasa tidak pantas ketika harus mengambil pelatihan-pelatihan dasar keterampilan  yang menurut sebagian orang tidak pantas dilakukan oleh mantan mahasiswa.

Bahkan Ihsan merasa bersyukur atas apa yang telah didapatkan dari BLK. “Alhamdulillah ssetelah selesai pelatihan dan selajutnya buka usaha mebeler tidak pernah kosong orderan. Berkat peran besar BLK terkhusus instruktur yang memberikan pelayanan maksimal, “kata pria kelahiran Mattunggaleng, 09 November 1991 ini. 

Usaha mebeler yang telah memasuki tahun ketiga dengan produk unggulan Sofa dan Sringbed ini kadung terkenal ke mana-mana. Bukan hanya di sekitar Desa Bontobulaeng, Bulukumpa tempat ia mendirikan usaha tetapi sudah merambah Gowa, Bantaeng hingga Sinjai.

Di daerah ini bukan tidak ada usaha sejenis. Tapi lantaran kualitas dan estetik di atas rata-rata  sehingga orang-orang pecinta furnitur berharap sentuhan tangan alumni Pesantren Babul Khaer Kalumeme Bulukumba ini. 

Inilah sebagian hasil karya Ihsan Ashadi. 

Kualitas menurut Ihsan dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsi yang dimilikinya, sehingga dapat membawa manfaat untuk pelanggan yang menggunakannya.

Ihsan juga menuturkan dalam kurung waktu tiga tahun ini menggeluti usahanya telah berdampak signifikan dalam peningkatan ekonomi keluarganya. Dalam sebulan ia mampu meraup rupiah hingga puluhan juta rupiah. Wajar, sebab dalam sebulan Ashadi menerima pesanan empat hingga tujuh pesanan. 

“Alhamdulliah sangat membantu ekonomi keluarga. Terima kasih BLK, “kata Ashadi dengan wajah sumbringah. 

Ashadi juga tak lupa berpesan kepada generasi muda milenial untuk jangan pernah malu menggeluti usaha kreatif. “Bagi adik-adik yang ingin dan sedang menggeluti usaha seperti saya,, jangan pernah takut bahkan ragu untuk berkarya, “pesan bapak dua putri ini. 

Meski orderannya terus meningkat, Ashadi juga masih punya kendala dalam mengefesiensi waktu kerja. Peralatan yang masih terbilang minim sedikit menghambat efektivitas durasi kerja.

Pekerjaan yang mestinya bisa diselesaikan dalam sehari harus dituntaskan dalam dua hari lantaran peralatan yang masih minim. Karena itu ia berharap pemerintah memberi perhatian agar kontinyuitas usaha ini terus terjaga. 

“Kami berharap agar pemerintah memberikan bantuan peralatan agar usaha ini terus berkembang, “pinta Ashadi. (***). 

Berita Terkait

Top