Hilyatul Auliah, dari Taman Baca Hingga Panggung Kick Andy
INSPIRASI — “Kalau tidak bisa melakukan sesuatu yang besar, lakukanlah hal yang kecil.” Itulah semangat yang ditanamkan Hilyatul Auliah Syahrul pada dirinya, teman-teman sebaya dan sekelilingnya.
Ia begitu giat dan semangat mendorong teman sebaya dan sekelilingnya untuk adaptasi dan melakukan perubahan-perubahan, mulai dari sikap dan pola pikir maju dan optimisme.
Semangat ini dipotret oleh bawah Yayasan Seribu Anak Bangsa Indonesia. Melalui program Sabang Merauke, Hilyatul Auliah Syahrul diajak bergabung. Kala itu sekitar tahun 2018 saat ia masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) Herlang. .
Sabang Merauke adalah program pertukaran pelajar antar daerah di Indonesia yang bertujuan untuk menanamkan semangat toleransi. Dalam program ini, anak-anak dari seluruh Indonesia akan tinggal dengan keluarga yang berbeda dan berinteraksi dengan teman-teman yang berbeda. Setelah kembali ke daerahnya, mereka akan menjadi duta perdamaian dan perubahan di daerahnya masing-masing.
“Sabang Merauke mendorong anak-anak Indonesia dalam merayakan perbedaan dan pengertian atas toleransi, mengajak anak Indonesia untuk merasakan Indonesia seutuhnya, serta menanamkan kesadaran akan pentingnya pendidikan sebagai pintu pilihan. “kata Hilyatul Auliah Syahrul yang akrab disapa Ila.
Ternyata program ini satu nafas dengan apa yang dicita-citakan Ila. Karena itu sebelum pulang, Ila ditawarkan program apa atau final project yang cocok digagas di daerah Bulukumba khususnya kampung halaman Ila di Desa Borong, Kec. Herlang.
Ilapun dengan lugas menyebut Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Sebuah layanan yang didirikan di tengah-tengah komunitas membaca (community based library) yang dikelola secara sederhana, swakarsa, swadana dan swasembada oleh masyarakat dengan tujuan memberikan akses pelayanan bahan bacaan kepada masyarakat sekitar sebagai sarana pembelajaran dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.
“Tujuan kami dirikan TBM yang kami beri nama Mari Mengenal Dunia ini adalah membangkitkan dan meningkatkan minat baca masyarakat khususnya anak-anak sehingga tercipta masyarakat yang cerdas dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. menjadi sebuah wadah kegiatan belajar masyarakat, “kata alumni SMA Negeri 1 Bulukumba ini.
Dari sini, apresiasi terus mengalir. Sebuah lembaga jejaring kewirausahaan sosial global yang berpusat di Jakarta bernama yayasan Ashoka tertarik dengan program ini. Lagi-lagi Ila diajak bergabung.
Ashoka adalah jejaring kewirausahaan sosial global, menghubungkan sekitar 4.000 Fellow di lebih dari 80 negara yang bekerja untuk mewujudkan gagasan mereka mengubah dunia. Ashoka mengusung visi “Everyone A Changemaker”, untuk menciptakan komunitas global dimana semua orang dapat pembawa perubahan.
“Di TBM, selain membaca, kami juga berupaya membentuk karakter dan optimism anak – anak. Salah satunya lewat sejarah dan mengenalkan tokoh-tokoh dunia. Inspirasi dari para tokoh itu juga bisa membuat anak termotivasi. Tentu cara mengenalkannya harus disesuaikan dengan usia anak. Misalnya untuk anak usia dini maka bisa dengan mendongengkannya atau memperlihatkan fotonya. Sedang untuk anak usia sekolah bisa dengan menyediakan buku bacaan ringan sesuai usianya, ”kata Ila yang kini mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia Jakarta.
Semangat perubahan yang terus digelindingkan Ila lagi-lagi mendapat apresiasi. Kali ini datang dari stasiun TV nasional Metro TV dengan programnya KICK ANDY. Sebuah acara televisi gelar wicara yang ditayangkan yang dipandu oleh Andy F. Noya. Tema wicara acara ini sangat beragam dan Andy F. Noya juga sering menampilkan narasumber dari tempat terpencil yang karya dan kisah hidupnya menjadi inspirasi banyak orang.
Alhasil, sekitar tahun 2021 Ila dipanggil ke program ini untuk berbagi inspirasi dalam hal membangun taman baca berikut dengan perubahan-perubahan lain yang telah dilakukannya. (***)