In Memoriam Prof Dr Andi Rasdiyanah, Rektor Perempuan Pertama di Indonesia


PROFIL TOKOH — Rektor perempuan pertama di kawasan Indonesia timur dan Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama Prof Dr Hj Andi Rasdiyanah meninggal dunia di usia 93 tahun, Kamis dini hari, 19 Januari 2022.

Andi Rasdiyanah lahir di Bulukumba, Sulsel pada 14 Februari 1935. Ia merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. 

Andi Rasdiyanah dikenal sebagai sosok multi talenta. Selain intelektual dan akademisi. Ia juga dikenal  sebagai penulis dan sastrawati. Talenta ini kian terasah saat ia jadi mahasiswa Fakultas Hukum Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga. Pasalnya, Andi Rasdiyanah aktif berorganisasi kala itu. 

Sejumlah tulisannya yang telah dibukukan, antara lain Kumpulan Puisi/Puitisasi Alquran (1965), Bugis Makassar dalam Peta Islamisasi Indonesia (1990), Integrasi Sistem Pangadereng (adat) dengan Sistem Syariat Sebagai Pandangan Hidup Orang Bugis dalam Lontarak LATOA (1999).

Kecerdasan dan intelektualitas yang mumpuni mengantarkannya menjadi Rektor IAIN Alauddin Makassar sebelum berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar. ulu Ujung Pandang). Kala itu, ia dilantik oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Munawir Syadzali, 1 Juni 1985. 

Sejak kecil, Prof Andi Rasdiyanah telah ditinggal ayahnya yang wafat. Sehingga ia harus mengandalkan bantuan kakaknya yang tertua untuk bisa melanjutkan sekolah.

Prof Andi Rasdiyanah menempuh pendidikan dasar dan menengah di Madrasah Muallimat Muhammadiyah, Bulukumba.

Setelahnya, ia merantau ke Yogyakarta dan melanjutkan studi di Madrasah Muallimat Yogyakarta.

Masuk jenjang kuliah, Prof Andi Rasdiyanah melanjutkan studi di Fakultas Hukum Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga.

Prof Andi Rasdiyanah diketahui merupakan kader Nasyiatul ‘Aisyiyah, sebuah wadah organisasi bagi kader muda ‘Aisyiyah.

Prof Andi Rasdiyanah tercatat sebagai perempuan pertama yang menjadi rektor IAIN di Indonesia. Selain itu, ia juga tercatat sebagai perempuan pertama yang menjadi rektor di wilayah Indonesia timur.

Ketika diamanahi menjadi rektor, Rasdiyanah sebenarnya belum berstatus guru besar. Namun, kemampuannya tidak ada yang meragukan. Sebelumnya, ia terlebih dahulu menduduki jabatan Wakil Rektor di institut yang sama. 

Setelah menjabat sebagai Rektor IAIN Alauddin dua periode berturut-turut (1985-1989 dan 1989-1993), Rasdiyanah mendapat amanah sebagai Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama Republik Indonesia.

Rasdiyanah menikah dengan Amir Said pada 1962. Dari pernikahan itu ia dikarunia enam anak: lima perempuan dan satu laki-laki. Kepada anak-anaknya, ia melatih mereka hidup dengan kedisiplinan yang tinggi. Ia juga mendidik mereka dengan pendidikan agama yang ketat.

Atas jasanya, di usianya ke-75, UIN Alauddin Makassar mempersembahkan buku Refleksi 75 Tahun Prof Dr Andi Rasdiyanah: Meneguhkan Eksistensi Alauddin. Secara pribadi, Rasdiyanah juga menulis beberapa karya, seperti Bugis Makassar dalam Peta Islamisasi Indonesia dan kumpulan Puisi Al-Quran. Karya-karyanya pernah menjadi bahan diskusi di Dewan Kesenian Makassar.

Tourist ke daerah operasi di perbentengan pandang – pandang pengabdian di lereng – lereng bukit misteri menggotong bara dan lava dari djantung berdenjutkan tjinta Mas, mati atau menang sjukur atau kufur dua titian dua djalan kau – rintis Sjuhada-sjuhada atau hidup mulia karena tjinta karena kekasih dan kemanusiaan Di atas Bukit Munadjah abadikan nama kekasih djandjiNya bersyarat: Tjintamu jang melandasi budi tachmid akan menumbuh thendawan ………

Begitulah sepenggal puisi ciptaan Prof Dr Hj Rasdiyanah yang dibacakan ketua umum MUI Kota Makassar yang juga ketua DPP IMMIM, Drs H Muhammad Ahmad pada acara peluncuran buku refleksi 75 tahun Prof Dr Hj Rasdiyanah. (***)

Nama : Prof Dr Hj Andi Rasdiyanah

Suami : Drs HM Amir Said

Pendidikan:

– Syogakko (Sekolah Rakyat, Jepang) di Barabba Gantarang Bulukumba 1946

-Madrasah Wustha Muallimin Muhammadiyah Bulukumba 1952

– Madrasah Muhammadiyah Muallimin Bulukumba 1953

– Madrasah Muhammadiyah Muallimin Yogyakarta 1954 – Sekolah persiapan PTAIN 1956

– BA dan Dotoral di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1963 – Pendidikan Doktor bebas di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1982.

Karir:

– Pembantu rektor I (Wakil Rektor) IAIN Alauddin, 1967-1970

– Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin, 1972-1980 (dua periode)

– Wakil Rektor III IAIN Alauddin, 1980-1985 – Rektor IAIN Alauddin, 1985 – 1993 (dua periode)

– Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, 1993-1996.

– Direktur Program Pascasarjana IAIN Alauddin, 1996-2003 (dua periode)

– Ketua Program Studi Program Pascasarjana UIN Alauddin, 2005-2010

– Guru Besar dalam Ilmu Hadis pada Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin, 1995

– Ketua Dewan Guru Besar UIN Alauddin Makassar, 1996 – sekarang*

Referensi : dari berbagai sumber

 

Berita Terkait

Top