Kisah Dokter Cantik, Kelola PO Bus Warisan Sang Ayah Tapi Tak Punya Rumah
INSPIRASI — Citra Desi Deriya, seorang wanita yang menginspirasi dengan kisah perjuangannya dalam mengelola bisnis warisan keluarganya sambil mengejar cita-citanya untuk menjadi seorang dokter.
Dalam sebuah wawancara yang diunggah di kanal YouTube PerpalZ TV, Citra menceritakan awal mula berdirinya PO Bus Citra Dewi oleh ayahnya, Andi Sukamto.
“Bapak sama ibu kan awalnya di perhotelan sama restoran, tapi waktu bapak merantau sempat menjadi sopir trailer. Jadi, dari situ bapak jadi suka sama bus. Akhirnya namanya hobi, yaudahlah tuh. Ngeliat kebutuhan masyarakat, adanya kesempatan, waktu itu di Bandungan juga belum ada bus.”ungkap Citra.
Ini menunjukkan bahwa bisnis transportasi tidak terpikirkan awalnya dalam keluarga Citra yang lebih terfokus pada industri perhotelan dan restoran.
Namun, melihat peluang di sektor transportasi darat, ayahnya memutuskan untuk memulai usaha PO Bus Citra Dewi. Citra kemudian mengambil alih bisnis tersebut setelah sang ayah, dengan penuh semangat dan dedikasi, menjadikannya bagian dari hidupnya sejak usia SMA.
Selain mengelola bisnis, Citra juga berbagi pengalamannya tentang kebiasaan perjalanan bersama keluarga dan tetangga dalam rombongan besar. Dia menyebutkan,
“Keluarga aku kan keluarga besar, jadi kalau pergi tak mungkin bawa mobil banyak. Di daerah Bandungan itu masyarakatnya unik-unik, jadi ada beberapa tradisi. Misalnya, di bulan-bulan tertentu ada tradisi ziarah. Bapak juga suka mengajak tetangga-tetangga untuk ziarah, ini juga diteruskan oleh ibu. Pasti kalau datang bus baru, pasti dibawa buat ziarah dulu baru dipakai kerja.”kisah Citra
Pengalaman ini menunjukkan kedekatan dan kebersamaan yang dijaga dalam keluarga Citra, serta semangat untuk berbagi kebaikan dengan tetangga dalam momen-momen penting.
Meskipun memiliki kesempatan untuk tinggal di rumah mewah, Citra dan keluarganya memilih untuk tinggal di hotel.
Dalam kutipan lain yang diambil dari kanal YouTube Aprilia D Lestari Official, Citra mengungkapkan alasan keluarganya tidak memiliki rumah pribadi dengan mengatakan, “Sampai sekarang aku enggak punya rumah. Selama 25 tahun aku hidup, aku tinggal di hotel terus, nggak pernah tinggal di rumah.”katanya.
Meskipun terdengar tidak lazim, keputusan untuk tinggal di hotel bukanlah karena keterbatasan finansial, melainkan lebih karena fokus tinggi pada bisnis dan gaya hidup yang mereka pilih.
Ini mencerminkan fleksibilitas dan mobilitas dalam gaya hidup mereka sebagai pengusaha yang sibuk. Keputusan tersebut juga memudahkan mereka untuk menyesuaikan diri dengan jadwal yang berubah-ubah dan tetap produktif di mana pun mereka berada.
“Sebenarnya juga pengen punya rumah kalau misalnya teman-temanku main, kayak di hotel terus. Bapakku nggak suka punya rumah, saya nggak tahu juga ya, tapi kebanyakan orang Jawa itu rumahnya di tempat usahanya.”tambah Citra.
Dari pernyataan Citra, tergambar bahwa keputusan keluarganya untuk tidak memiliki rumah pribadi adalah karena mereka lebih memilih untuk fokus pada bisnis dan juga karena kebiasaan serta preferensi pribadi mereka.
Tidak memiliki rumah pribadi tidak menghalangi kedekatan keluarga. Meskipun sibuk dengan bisnis masing-masing, Citra dan orang tuanya tetap menjaga hubungan yang erat. Mereka menyadari bahwa keberadaan bersama lebih penting daripada tempat tinggal fisik.
Meskipun tidak memiliki rumah sendiri, mereka merasa bersyukur karena tetap bisa saling mendukung dan berkumpul bersama. Pilihan untuk tinggal di hotel juga mencerminkan fleksibilitas dan mobilitas dalam gaya hidup mereka.
Sebagai pengusaha yang sibuk, mereka mungkin sering bepergian atau memiliki kegiatan di berbagai tempat. Tinggal di hotel memudahkan mereka untuk menyesuaikan diri dengan jadwal yang berubah-ubah dan tetap produktif di mana pun mereka berada.
Keberanian Citra untuk mengambil alih bisnis keluarganya dan mengejar pendidikan kedokteran adalah contoh nyata dari ketekunan dan keteguhan hati.
Meskipun menghadapi tantangan dan pengorbanan, ia berhasil mencapai kesuksesan dalam kedua bidang tersebut. Kisahnya memberikan inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan bahwa dengan tekad dan kerja keras, impian apapun bisa tercapai. (***)