Ridwan Sau: Sang Penjaga Api Kelong Mangkasara’ yang Menyulut Cinta Baru di Hati Generasi
INSPIRASI — MAKASSAR, Di tengah gemerlap dunia musik yang penuh dengan sentuhan modernitas dan warna-warni budaya global, muncullah seorang sosok dari belantara seni Makassar, yang mampu menghidupkan kembali semangat dan cinta terhadap kelong Mangkasara’. Nama yang tak asing di telinga para penikmat musik tradisional maupun modern adalah Ridwan Sau. Dengan suara yang merdu dan kemampuan mencipta lagu yang memikat, Ridwan Sau telah menjadi bintang yang paling diidolakan, menginspirasi semua generasi, termasuk generasi milenial yang sering kali terpisah jarak oleh batasan zaman.
Salah satu lagu yang cukup menghentak penikmat musik daerah adalah Lagu “Apamo Anne” karya Ridwan Sau. Lagu ini menjadi sorotan di kanal YouTube dengan mencapai 2 juta penonton. Dengan lirik yang mengisahkan tentang kesulitan melupakan kekasih, lagu ini berhasil mencuri perhatian para penggemar.
Selain Apamo Anne, sejumlah lagu Ridwan Sau yang cukup hitz. Sebut saja, Jojama Nakke, Lakkorong Tojemma Kapang, Tea Lapangra Pinruang, Pa’risi Tamaona dan beberapa lagu lainnya.
Ridwan Sau bukan sekadar penyanyi dan pencipta lagu biasa; ia adalah jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, membawa warisan budaya melalui setiap nada dan lirik yang ia lantunkan. Lagu-lagu yang ia ciptakan bukan hanya sekedar hiburan, tetapi juga sebuah perjalanan menuju akar budaya Makassar yang kaya akan sejarah dan nilai-nilai luhur. Dalam setiap konsernya, baik itu di pelosok-pelosok daerah maupun di panggung-panggung megah luar Sulawesi, Ridwan mampu menghipnotis ribuan pasang mata dan telinga, memikat hati dari berbagai suku dan bangsa, bukan hanya suku Makassar.
Tak dapat disangkal, Ridwan Sau telah menjadi fenomena yang viral di semua media sosial. Setiap lagu baru yang ia rilis selalu menjadi perbincangan hangat, menghiasi linimasa dengan ribuan likes, shares, dan komentar positif dari para penggemar. Video penampilannya beredar luas, mengundang decak kagum dari mereka yang menyaksikan, bahkan hingga mereka yang sebelumnya tak mengenal musik Makassar. Ridwan telah membuktikan bahwa kelong Mangkasara’ memiliki daya tarik yang universal, mampu menyentuh hati siapa saja tanpa memandang latar belakang budaya atau bahasa.
Dalam perjalanan kariernya, Ridwan Sau telah menggelar konser dari satu daerah ke daerah lain, menjelajahi berbagai pulau di Nusantara. Setiap panggung yang ia kunjungi seolah menjadi saksi bisu kebangkitan kembali kelong Mangkasara’. Ridwan tidak hanya menghibur, tetapi juga menyebarkan pesan-pesan kearifan lokal yang terkandung dalam lagu-lagunya. Ia mengajak semua orang untuk kembali menghargai dan melestarikan warisan budaya yang semakin terkikis oleh arus globalisasi. Dengan demikian, Ridwan Sau telah menjadi duta yang tak resmi bagi kebudayaan Makassar, memperkenalkan keindahan musik tradisionalnya ke pentas yang lebih luas.
Ridwan Sau adalah inspirasi bagi semua generasi. Generasi milenial yang sering kali terjebak dalam pusaran teknologi dan budaya asing kini memiliki idola yang mampu mengingatkan mereka pada jati diri dan akar budaya. Ridwan mengajarkan bahwa kemajuan teknologi dan keterbukaan terhadap budaya lain tidak harus menghapus identitas budaya sendiri. Sebaliknya, ia menunjukkan bagaimana kita bisa memadukan unsur-unsur tradisional dengan sentuhan modern untuk menciptakan harmoni yang indah dan relevan dengan zaman.
Tak heran jika Ridwan Sau disukai oleh banyak suku daerah, tidak hanya suku Makassar. Pesona dan karisma yang ia miliki mampu melampaui batas-batas etnis dan budaya. Ridwan telah membuktikan bahwa musik adalah bahasa universal yang dapat menyatukan berbagai perbedaan. Lagu-lagunya yang sarat akan pesan-pesan moral dan kearifan lokal mampu menjangkau hati yang paling dalam, membawa pendengarnya ke dalam keindahan dan kehangatan budaya Makassar.
Sosok Ridwan Sau telah membangkitkan rasa cinta yang mendalam terhadap kelong Mangkasara’. Melalui dedikasi dan bakatnya, ia telah menempatkan musik Makassar di peta musik nasional dan bahkan internasional. Kita, sebagai penikmat dan pewaris budaya ini, sudah sepatutnya merasa bangga dan terpanggil untuk terus mendukung serta melestarikan kelong Mangkasara’. Semoga kita termasuk yang tetap cinta dan tetap melestarikan kelong-kelong Mangkasara’, mengikuti jejak langkah Ridwan Sau dalam menjaga dan merawat warisan budaya kita yang berharga ini.
Dengan semangat dan kerja keras, Ridwan Sau telah mengajarkan bahwa kelong Mangkasara’ bukan sekadar warisan masa lalu, tetapi juga bagian dari identitas kita yang harus terus dijaga dan dikembangkan. Ia adalah bukti hidup bahwa seni dan budaya lokal memiliki potensi besar untuk dikenal dan dihargai oleh dunia, asalkan kita memiliki komitmen dan dedikasi untuk memeliharanya. Ridwan Sau telah memulai langkah tersebut, dan kini, tanggung jawab kita untuk melanjutkan perjuangannya, menjaga api cinta terhadap kelong Mangkasara’ tetap menyala di hati setiap generasi. (***)