Masyarakat Telanjur Rusak Jadi Alasan Ahmad Saleh Pikir-Pikir Maccaleg
KABAR TOKOH — BULUKUMBA, Ketua Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bulukumba sedang dilanda gundah antara maju sebagai Calon Legislatif (Caleg) atau tidak. Ahmad Saleh lagi menimbang manfaat dan mudharatnya menyandang predikat Caleg atau Legislatif terhadap dirinya.
“Boro-boro di Propinsi, Kabupaten saja belum pasti,” katanya.
Boleh jadi Ahmad Saleh hanya segelintir sosok pemegang tambuk Partai yang tak bernafsu jadi Caleg. Ada beberapa alasan mengapa Ahmad Saleh tak terlalu tertarik jadi Caleg. Diantaranya, kondisi masyarakat sekarang ini memaksa kelahiran pemimpin dengan biaya politik yang luar bisa besarnya.
“Ya… masih pikir-pikir, mungkinkah saya lahir sebagai pemimpin dari rahim money politic? sementara kondisi masyarakat sekarang ini memaksa kelahiran pemimpin dengan biaya politik yang luar biasa besarnya,” katanya penuh bimbang.
Money politik kerap kali menjadi ancaman bagi politisi yang mengusung politik gagasan. Sebuah perilaku politik yang mengedepankan ide dan program yang terukur sebagai komoditas utama yang ditawarkan kepada publik.
Politik ini jauh dari aspek-aspek non rasional termasuk aspek jual beli suara alias politik uang yaitu perilaku politik yang berupaya untuk memengaruhi perilaku orang dengan menggunakan imbalan materi.
Bahkan money politik itu juga diartikan sebagian besar masyarakat indonesia sebagai tindakan jual beli suara pada sebuah proses politik dan kekuasaan yang berakibat pemilih suara tidak lagi menggunakan hati nuraninya, karena sudah dilandasi dengan praktik politik uang.
Kuatnya politik uang di tengah masyarakat kata Ahmad Saleh telah merusak tatanan masyarakat dan butuh waktu lama untuk memperbaikinya.
“Tatanan masyarakat sudah terlanjur rusak, dan butuh waktu untuk yang relatif lama tuk merehabnya. Coba kita tawarkan diri kita atau orang lain sebagai caleg, saya yakin banyak kita temukan pertanyaan; ada uangnya atau berapa uangnya,” katanya menutup pembicaraan. (***)
