Professor FIKK UNM Sosialisasi Stunting dan Pengukuran Indeks Massa Tubuh Pada Siswa SMAN 12 Takalar
KABAR TOKOH — MAKASSAR, Guru Besar (Professor) Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof. Dr. Andi Ihsan, M.Kes, selaku ketua tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) melaksanakan kegiatan PKM sosialisasi stunting dan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) pada siswa SMA Negeri 12 Pulau Satangnga Desa Mattiro Baji Kecamatan Kepulauan Tanakeke Kabupaten Takalar, beberapa waktu yang lalu.
Anggota dalam PKM ini adalah Andi Muhammad Fadlih, S.Pd.,M.Pd dan Hasby Ashari, S.Pd.,M.Pd.
Kepada wartawan, Prof. Andi Ihsan mengatakan bahwa program kemitraan ini dilakukan terhadap siswa, remaja dan masyarakat untuk memberikan pengertian dan pemahaman melalui sosialisasi tentang stunting dan IMT agar dapat menjadi sumber informasi. bagi masyarakat di pulau.
“Saya perlu kemukakan bahwa PKM ini diikuti oleh 30 orang peserta dan ditemukan sebanyak 17 orang (56.67%) berada pada kategori ideal, 7 orang (23.33%) kategori overweight, 5 orang (16.67%) kategori underweight dan 1 orang (3.33%) yang stunted, dan hasil ini diperoleh berdasarkan hasil perhitungan indeks massa tubuh dengan mengukur tinggi dan berat badan peserta,”ujarnya.
Lebih lanjut Prof. Andi Ihsan memaparkan bahwa tujuan akhir dari PKM ini, selain memberikan pemahaman agar penurunan prevalensi stunting dapat terus meningkat, termasuk harapannya agar meningkat kualitas hidup, pemenuhan asupan gizi, memperbaiki pola asuh, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan serta meningkatkan akses air minum dan sanitasi.
“Perlu juga saya sampaikan bahwa hasil program kemitraan ini dapat menjadi informasi kepada masyarakat tentang pentingnya menekan prevalensi stunting, mengenali ciri-ciri stunting, tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah stunting dan melakukan pengukuran IMT agar dapat mengetahui perkembangan status gizi masyarakat, apakah masuk pada kategori ideal, underweight, overweight bahkan obesitas dan anak yang stunted,”ungkapnya.
Untuk data status gizi Kementerian Kesehatan Indonesia tahun 2022, khusus Kab.Takalar mencatat angka 31.3 % masyarakat yang stunted dan angka ini mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2021 sebesar 34 %. Bahkan prevalensi balita under weight berat badan menurut umur, Takalar mencatat angka tertinggi 29.8% diantara kab/kota di Sulsel.
“Tentu saja pengetahuan dan pemahaman yang masih rendah bagi masyarakat di Kab.Takalar, khususnya di Kepulauan tentang stunting dan IMT (Indeks Massa Tubuh) menjadi salah satu pemicu prevalensi terjadinya stunting dan penurunan berat badan bahkan kegemukan karena keterbatasan informasi dan pemahaman bagi masyarakat,”pungkasnya. (Wahyudin)