Bulukumba Bersama Dua Kabupaten Lainnya Jadi Target Pembangunan Silo, Apa ya… ?


NEWS — MAKASSAR, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) semakin serius mempersiapkan ketahanan pangan menghadapi perubahan iklim. Sektor pertanian menghadapi ancaman serius akibat kondisi perubahan iklim yang tidak menentu. Pada tahun 2023, fenomena El-Nino menjadi tantangan besar bagi Pemprov dalam menjaga produksi dan kualitas pangan, terutama beras. Kekeringan yang melanda beberapa daerah di Sulsel membuat produksi beras menurun, sehingga pasokan pangan menjadi terganggu.

Fenomena El-Nino yang kembali mengancam pada tahun 2024 menambah kekhawatiran Pemprov Sulsel. Oleh karena itu, upaya menjaga ketahanan pangan harus semakin serius dan terencana dengan baik. Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Andi Darmawan Bintang, mengungkapkan salah satu langkah penting untuk menjaga kualitas dan kuantitas pangan adalah dengan membangun Silo. Silo ini akan berfungsi sebagai gudang penyimpanan gabah dan beras, yang dapat menjaga kualitas dan kuantitas beras dari hasil panen.

“Silo merupakan program Pemprov untuk mempersiapkan gudang penyimpanan beras, gabah, dan sebagainya, ” jelas Andi Darmawan Bintang.

Dengan adanya pusat penyimpanan di silo, pemerintah dapat menjaga kualitas beras dengan pengawasan yang lebih ketat dan sistematis. Selain itu, distribusi pangan juga menjadi lebih mudah dan terstruktur, sehingga tidak ada penumpukan atau kekurangan stok di daerah tertentu. “Ini untuk mempermudah pemantauan kualitas beras dan mempercepat distribusi,” tambahnya.

Penggunaan silo gabah dan silo beras semakin menjadi andalan dalam industri pertanian Indonesia. Silo gabah yang menyimpan padi dengan sekamnya, dilengkapi sistem pengeringan dan ventilasi untuk menjaga kualitas gabah dan mencegah jamur. 

Sementara itu, silo beras yang menyimpan beras siap konsumsi, dirancang dengan pengontrol suhu dan kelembaban, memastikan beras tetap kering dan bebas kontaminasi. Keduanya tidak hanya meningkatkan efisiensi penyimpanan dan distribusi, tetapi juga menjamin keamanan pangan nasional. Dengan teknologi penyimpanan modern ini, Sulsel siap menjaga stabilitas pasokan dan kualitas beras bagi masyarakat.

Pemprov Sulsel telah memetakan lokasi untuk pembangunan silo, terutama di daerah-daerah sentra produksi beras seperti Sidrap, Bulukumba, dan Bone. Daerah-daerah ini merupakan lumbung beras yang penting bagi Sulsel, dan dengan adanya silo, produksi beras dapat terjaga dan distribusinya dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. “Anda dapat menemukan Silo tersebar di daerah produksi seperti Sidrap, selatan di Bulukumba, dan Bone yang telah diatur dalam RPJPD untuk memenuhi kebutuhan ini,” katanya.

Pembangunan silo ini juga merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang telah disusun oleh Pemprov Sulsel untuk menjaga ketahanan pangan di masa depan.

Regulasi Baru untuk Menjaga Ketahanan Pangan di Sulsel

Selain membangun silo, Pemprov Sulsel juga menyusun regulasi baru untuk menjaga ketahanan pangan. Salah satunya adalah Ranperda tentang Pengembangan Budidaya Hortikultura yang sedang disusun bersama DPRD Sulsel. Ranperda ini dianggap sebagai solusi untuk meningkatkan ketahanan pangan dengan mengatur distribusi hasil pangan dan pengembangan budidaya hortikultura. Dengan adanya regulasi ini, diharapkan produksi pangan di Sulsel dapat meningkat dan distribusinya dapat lebih merata.

“Kami telah mulai mengatur distribusi, persiapan stok, dan membuat regulasi perdagangan antar-pulau. Jika kita membutuhkan, kita tidak perlu langsung mengirim keluar,”jelas Andi Darmawan Bintang.

Regulasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa pasokan pangan di Sulsel selalu terjaga, terutama di saat terjadi kekurangan atau bencana alam yang mengganggu produksi pangan. “Tujuannya bukan untuk membatasi, tetapi untuk mengantisipasi. Jika ada kekurangan di daerah A, kita tidak harus mengirim makanan dari sana,” tambahnya.

Sulsel selama ini dikenal sebagai lumbung pangan nasional dengan produksi melimpah. Namun, perubahan iklim dan fenomena El-Nino yang terjadi secara berulang menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan di daerah ini. Oleh karena itu, Pemprov Sulsel berupaya untuk menjaga dan meningkatkan produksi pangan melalui berbagai langkah strategis, termasuk membangun silo dan menyusun regulasi baru.

Dalam menghadapi tantangan ini, Pemprov Sulsel juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat dan lembaga terkait, untuk memastikan bahwa ketahanan pangan di Sulsel tetap terjaga. Berbagai program dan kebijakan yang dilakukan diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Sulsel, terutama para petani yang menjadi ujung tombak dalam produksi pangan. Dengan langkah-langkah yang terencana dan terkoordinasi, Pemprov Sulsel optimis dapat menjaga ketahanan pangan di tengah tantangan perubahan iklim yang semakin tidak menentu. (***)

Berita Terkait

Top