Dosen Kimia UNM Laksanakan PKM Pelatihan Dan Pembuatan Pakan Ternak Sapi dari Ampas Tahu di Maros
NEWS — MAROS, Tim Dosen Kimia Universitas Negeri Makassar (UNM) yang di ketuai oleh Dr. Mohammad Wijaya, M.Si bersama dengan Prof.Muhammad Danial, M.Si dan Prof.Dr.Jusniar, S.Pd, M.Pd sebagai anggota, melaksanakan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) PNBP Kantor Pusat UNM di Desa Tokka Kec. Moncongloe Kab. Maros, (25/7/2023) lalu.
Para ibu rumah tangga dan peternak sapi yang ada di Desa sekitar Tokka memiliki lahan yang berbukitan dan sapi yang sangat potensial untuk pengembangan sapi lokal, namun kendalanya pakan hanya menggandalkan rumput, jika musim kering rumput tidak tumbuh, makanya perlu pakan alami yang berasal dari limbah yang di aliri air menuju Lekopaccing yang merupakan sumber air minum bagi warga Kota Makassar.
Sejumlah masyarakat yang memiliki ternak sapi di sekitar desa tersebut, sangat antusias mendengarkan dan melihat cara pelatihan dan pembuatan pakan ternak sapi dari ampas tahu. Apalagi kegiatan industri tahu menimbulkan limbah yang dapat mencemari lingkungan jika dibuang begitu saja tanpa pengolahan terlebih dahulu. Bahkan kebanyakan industri tahu belum mengolah limbah industri tahu, yang sebagian besar berupa limbah padat dan limbah cair.
Ketua pelaksana PKM, Dr. Mohammad Wijaya, M.Si, mengatakan bahwa limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan penggumpalan, limbah ini kebanyakan oleh pengrajin dijual dan diolah menjadi tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung ampas tahu, bahkan limbah padat pabrik pengolahan tahu berupa kotoran hasil pembersihan kedelai (batu, tanah, kulit kedelai, dan benda padat lain yang menempel pada kedelai) dan sisa saringan bubur kedelai yang disebut dengan ampas tahu. Limbah padat yang berupa kotoran berasal dari proses awal (pencucian) bahan baku kedelai dan umumnya limbah padat yang terjadi tidak begitu banyak (0,3% dari bahan baku kedelai). Limbah padat yang berupa ampas tahu terjadi pada proses penyaringan bubur kedelai.
Untuk itu, Limbah cair industri tahu mengandung bahan-bahan organik kompleks yang tinggi terutama protein dan asam-asam amino dalam bentuk padatan tersuspensi maupun terlarut. maka salah satu cara pengolahan limbah pada industri tahu adalah pemanfaatan limbah ampas tahu menjadi kompos.
“Oleh karena itu, untuk meningkatkan asupan gizi dan nutrisi pada sapi sebaiknya menggunakan ampas tahu, selain meningkatkan berat bobok sapi dan kandungan nutrisi. Dalam kegiatan ini, sejumlah masyarakat menanyakan, bahwa apakah ampas tahu sangat potensial untuk meningkatkan ketahanan sapi dan bisakah menggunakan limbah biomassa lain, dan bagaimana teknologi yang digunakan tim ? sehingga kami sebagai pelaksana memberikan arahan dan jawaban yang sangat bermanfaat, yakni kandungan ampas tahu berupa pemanfaatan limbah tahu untuk dijadikan pakan ternak sehingga menghasilkan produk susu sapi yang berkualitas dan pupuk organi cair untuk diterapkan pada lahan pertanian. bisa saja limbah biomassa yang penting mengandung bahan selulosa, lignin dan hemsielulosa dan nutrient lainnya di dalam limbah tersebut,”jelasnya.
Bentuk pelatihan dan diskusi ini sangat membantu petani dan warga untuk memanfaatkan lahan di depan rumah untuk membuat pakan alami yang memanfaatkan ampas tahu yang ada di industry pengolahan tahu dan tempe. Hal ini meningkatkan pengetahuan masyarakat bahwa ampas tahu selain bisa dijadikan kripik dan juga sangat baik untuk menigkatkan ketahanan pangan lokal dengan sapi lokal yang bergizi.
Pelaksanaan kegiatan PKM PNBP Pusat UNM, mendapat support dari Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNM, Prof. Dr.H.Bakhrani A.Rauf M,T. IPU, dan Jurusan Kimia FMIPA, serta peternak sapi lokal di sekitar Desa Tokka Kec. Moncongloe Kabupaten Maro diharapkan menggunakan alternatif lain selain rumput gajah dan limbah hijau lain, tetapi ampas tahu menjadi pakan alami alternatif untuk meningkatkan gizi dan tingkat komsumsi susu sapi. (Wahyudin).