Dosen UNM Berikan Pendampingan Mencari Research Gap dari Jurnal Internasional dan Penggunaan Mendeley dalam Reference Manager


NEWS — PAREPARE, Tim pengabdian masyarakat dari Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan pelatihan akses jurnal internasional bereputasi dan manajemen referensi menggunakan Mendeley.

Pelatihan ini, yang dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 2024, diketuai oleh Bobby Poerwanto, S.Pd., M.Si. dan bermitra dengan STIKES Fatima Pare-Pare. Kegiatan ini dibuka oleh Ketua STIKES Fatima Pare-Pare, Dr. Ns. Henrick Sampeangin, S.Kep., M.Kes., dengan tujuan meningkatkan keterampilan dosen dalam mencari novelty dan research gap dari jurnal bereputasi.

Pelatihan ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama membahas penggunaan manajemen referensi dengan Mendeley. Penggunaan Mendeley diharapkan dapat membantu dosen dan peneliti dalam mengelola referensi pada proposal atau karya ilmiah dengan berbagai gaya penulisan internasional. Dalam sesi ini, para dosen berkesempatan untuk praktik langsung dengan bimbingan mahasiswa UNM, mulai dari instalasi, registrasi, hingga penggunaannya.

Selain itu, narasumber juga berbagi pengalaman tentang keberhasilan mendapatkan hibah penelitian DRTPM Kemdikbudristek, khususnya dalam memilih referensi yang tepat dan berkualitas untuk memperkuat nilai proposal penelitian.

Sesi kedua, membahas bagaimana cara mengakses jurnal internasional bereputasi, mencari novelty dan research gap dari jurnal tersebut. Sesi ini berjalan sangat lancar karena sesuai dengan kebutuhan dosen di STIKES Fatima Parepare.

Para peserta berharap dapat mengimplementasikan ilmu yang didapatkan pada penyusunan proposal penelitian DRTPM Kemdikbudristek dan penyusunan proposal disertasi bagi dosen yang ingin melanjutkan studi doktoral.

Kegiatan ini berjalan lancar dan memberikan manfaat bukan hanya kepada dosen di STIKES Fatima Parepare tapi juga mahasiswa yang ikut dalam pelatihan.

Penulisan mencari referensi yang berkualitas dan menggunakan reference manager yang baik bukan hanya dibutuhkan oleh dosen tapi juga untuk mahasiswa karena selain tugas akhir, mahasiswa membutuhkan keterampilan ini untuk menyusun proposal seperti Program Kreativitas Mahasiswa, Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa), ataupun bentuk kegiatan lainnya. (***)

Berita Terkait

Top