Pastikan Kembali Bertarung, Andi Asse Berharap Masyarakat Herlang Jaga Integritas
NEWS — HERLANG, Tokoh perempuan Kecamatan Herlang yang juga pekerja sosial memastikan kembali bertarung pada Pemilihan Legislatif (Pileg) pada Pemilu 2024 mendatang.
Minusnya perwakilan masyarakat Herlang yang duduk di parlemen tingkat dua menjadi alasan Andi Rukmawati atau yang kerap disapa Andi Asse untuk kembali menjajal Pileg 2024.
Andi Asse adalah sosok pekerja dan fasilitator sosial yang acap kali terdepan dalam membela hak-hak dasar dan hak-hak sosial masyarakat miskin dan kurang mampu.
Ia tak segan menawarkan bantuan pendampingan kepada orang-orang yang butuh. Seperti pendampingan berobat ke rumah sakit, pendampingan mendapatkan keterangan tidak mampu, BPJS kesehatan, dan lain-lain.
“Dunia sosial, di sini jiwaku. Jiwa peduliku yang selalu bergejolak, jiwa yang selalu bilang jangan hadir di saat kita butuh masyarakat tapi hadirlah di saat masyarakat membutuhkan kita,” katanya.
Sebelumnya, Andi Asse sudah berkontestasi pada pesta demokrasi lima tahunan ini. Tapi belum memenuhi ambang keterpilihan. Tapi periode ini Andi Asse optimis bisa terpilih.
Soal partai, Andi Asse belum menentukan ke partai mana ia akan berlabuh. “Alhamdulillah masyarakat dan keluarga mengharap masuk dan sudah ada beberapa partai mengajak tapi belum memastikan sikap,” katanya kepada JEJAKTOKOH.COM, Sabtu (25/03/2023).
Andi Asse merasakan lima tahun terakhir ini kurang berpihaknya wakil rakyat Dapil Bulukumba 4 terhadap wilayah Herlang. Ini kata Andi Asse lantaran tidak adanya masyarakat Herlang yang duduk di parlemen.
“Lima tahun terakhir Herlang tidak punya anggota Dewan. Tentunya masyarakat Herlang bisa merasakan hal ini bahwa berbeda jika ada wakil kita,” katanya.
Sejatinya, Herlang kata Andi Asse bisa mendudukkan beberapa wakil rakyat tapi urung terwujud.
Andi Asse mensinyalir adanya praktek curang yang cenderung abai terhadap integritas pribadi. Dan parahnya sudah menjadi kebiasaan selama ini yakni praktek jual beli suara. Sebagian masyarakat kata Andi Asse rela suaranya ditukar dengan sejumlah nominal rupiah oleh Caleg tertentu.
Setiap ajang demokrasi tebaran amplop berisikan uang atau bingkisan sembako kerap kali mengapung dimana-mana. Secara sadar mereka telah melakukan politik uang,
Praktek curang ini merupakan upaya memengaruhi pilihan pemilih dengan imbalan materi atau yang lainnya.
Akibatnya, memunculkan para politisi yang hanya peduli kepentingan pribadi dan golongan. Bukan masyarakat yang memilihnya.
Dia merasa berkewajiban mencari keuntungan dari jabatannya, salah satunya untuk mengembalikan modal yang keluar saat kampanye.
“Semoga dengan fenomena ini (tak punya wakil) masyarakat Herlang sadar untuk membuang kebiasaan-kebiasaan selama ini yang rela suaranya ditukar dengan uang merah,” katanya penuh harap.
Ia meminta kepada para tokoh masyarakat Herlang untuk memberikan edukasi, pendidikan politik kepada masyarakat umum untuk tetap menjaga integritas, tak gampang tergiur iming-iming kepentingan sesaat.
“Saya mengharap merekalah (para tokoh) yang harus memberi sosialisasi ke masyarakat agar suaranya jangan ditukar dengan uang merah,” katanya. (***)