In Memoriam Dr. Helmiyadi : Perjalanan Terakhir Sang Influencer Kesehatan


KABAR TOKOH — Malam yang kelabu di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat  terasa lebih pekat dengan kabar duka yang menyebar cepat melalui pesan WhatsApp. Kabar yang tak disangka, tak diharapkan, namun tak dapat dihindari: dr. Helmiyadi Kuswardhana, seorang influencer kesehatan yang juga dikenal sebagai dokter spesialis tulang di RSUD Sulbar, telah meninggal dunia. Serangan jantung yang datang tiba-tiba mengakhiri hidup seorang dokter yang begitu dicintai oleh banyak orang.

Dr. Helmiyadi tidak hanya dikenal sebagai dokter yang ahli dalam bidangnya, tetapi juga sebagai figur yang dekat dengan masyarakat melalui berbagai konten kesehatan yang ia buat dan bagikan di media sosial. Sosoknya yang ramah dan rendah hati membuatnya mudah disukai banyak orang, baik pasien, rekan kerja, maupun pengikutnya di dunia maya. Namun, siapa sangka senyum dan candaannya yang ceria akan hilang begitu cepat?

Pagi itu, seperti hari-hari biasa, dr. Helmiyadi masih bertugas di ruang operasi, bercanda dengan rekan-rekannya. Salah satu rekan dekatnya, Dr. Yusran Antonius, mengenang pertemuan mereka yang terakhir dengan penuh haru. Dalam sebuah unggahan di Facebook, Dr. Yusran menulis, “dr. Helmiyadi Kuswardhana, SpOT… adindaku yang sangat baik. Pertama kenal saat saya residen dan dia koas. Kedekatan dan keakraban terus terjalin ketika dia bertugas sebagai dokter puskesmas dan akhirnya juga melanjutkan pendidikan spesialisasi ortopedi.”

Hubungan mereka tidak hanya sebatas rekan kerja, tetapi juga teman dekat yang saling mendukung satu sama lain. Setelah menyelesaikan pendidikan spesialisasi, mereka kembali bertugas di tempat yang sama, di RSUD Provinsi Sulawesi Barat dan RS Mitra Manakarra. Setiap kali bertemu, Helmiyadi selalu berusaha mengajak Yusran untuk ikut dalam kontennya sebagai influencer kesehatan. “Setiap bertemu pasti menyempatkan membahas tentang banyak hal, tapi saya selalu menolak kalau diminta ikutan konten dia, karena saya merasa tidak berbakat,” kenang Yusran dengan nada bercanda yang kini terasa getir.

Pada sore hari yang naas itu, dr. Helmiyadi masih memberikan pelayanan kepada pasiennya. Tiba-tiba, kondisi tubuhnya menurun drastis. Ia segera dirujuk ke Makassar, namun takdir berkata lain. Di tengah perjalanan, nyawanya tak tertolong lagi. Kabar meninggalnya dr. Helmiyadi menyebar cepat, membuat banyak orang terkejut dan tak percaya.

“Innalilahi wa Innailaihi Raji’un, dr Helmiyadi meninggal dunia,” bunyi pesan yang beredar di berbagai grup WhatsApp, menambah duka yang dirasakan oleh semua yang mengenalnya. Dr. Yusran, dalam kesedihannya, menulis lebih lanjut, “Dia masih tampak sehat dan bugar seperti biasanya. Dan sore harinya beliau tiba-tiba drop saat masih melakukan pelayanan di RS, dirujuk ke Makassar dan Tuhan berkehendak lain, beliau meninggalkan kita semua dalam perjalanan ke Makassar… sangat mendadak dan sangat sulit menerima kenyataan ini.”

Dr. Helmiyadi adalah sosok yang humoris, rendah hati, dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Kepergiannya yang mendadak meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi keluarga, rekan-rekan, dan pasien-pasien yang selalu menghargai dedikasinya. Ia meninggalkan seorang istri dan anak-anak yang masih membutuhkan bimbingan dan kasih sayangnya.

Meninggal dalam menjalankan tugasnya, dr. Helmiyadi meninggalkan warisan berupa dedikasi dan cinta kepada profesinya. Dr. Yusran mengenang, “Adindaku… engkau pergi saat menunaikan tugas kemanusiaan, engkau meninggal dalam tugas profesimu. Walau kami merasa sangat kehilangan, tapi kami harus tegar dan mendoakan semoga engkau beristirahat dalam damai, dan ditempatkan di tempat terbaik di sisiNya. Kami mengenalmu sebagai sosok yang sangat baik, rendah hati, humoris dan berjiwa sosial yang tinggi… dr Helmi, selamat jalan adindaku, kami akan selalu mengenangmu.”

Kehidupan dr. Helmiyadi yang singkat namun penuh makna ini memberikan pelajaran tentang bagaimana hidup harus dijalani dengan cinta dan dedikasi. Kepergiannya yang mendadak mengingatkan kita semua betapa rapuhnya kehidupan. Kini, hanya doa yang dapat disampaikan agar dr. Helmiyadi beristirahat dalam damai, dan keluarganya diberi kekuatan dalam menghadapi cobaan berat ini. Selamat jalan, dr. Helmi. Jasa dan kenanganmu akan selalu abadi di hati kami. (***)

Berita Terkait

Top