Profil Ridwan Demmatadju, Jiwa Raganya untuk Kemajuan Jurnalistik di Indonesia
PROFIL TOKOH – Terinspirasi dari Institut Studi Arus Informasi milik Koran Tempo yang di Utan Kayu Jakarta, Ridwan Demmatadju mendirikan Kolaka Media Institute (KMI). Sebuah lembaga pemantau media di Indonesia yang berpusat di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Didirikan tahun 2010.
Ridwan Demmatadju, adalah seorang tokoh pers yang lahir di Pomalaa 20 April 1972 masa sekolah dihabiskan di Tanah Merah Pomalaa di sebuah sekolah milik Yayasan Pendidikan Pomalaa, SD Antam dan SMP Antam. Kemudian SMA Negeri Pomalaa, tammat pada tahun 1992. Setelah itu ia melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri di Ujungpandang, IKIP Ujungpandang.
“KMI ni hadir untuk mendorong agar media dalam aktivitasnya mampu mencerahkan, mencerdaskan masyarakat secara umum,” kata Ridwan yang sebentar lagi akan melaunching media bernama beritasulawesi.co.id di bawah bendera PT. Mekongga Art Mediatama.
Alumni program studi Bahasa dan Sastra Indonesia dan minor seni rupa ini menceritakan masih banyaknya media baik cetak maupun elektronik yang menerbitkan atau menayangkan berita-berita yang melanggar kode etik jurnalistik.
“Kalau mau ditelisik, pelanggaran kode etik jurnalistik ini juga mengandung unsur pidana. Ada pelanggaran pidananya tentu ini merugikan masyarakat jika dibiarkan,”ungkap Ridwan yang pernah bergabung pada kegiatan jurnalistik di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pers Mahasiswa.
Di UKM yang mengelola Surat Kabar Kampus (SKK) Profesi IKIP Ujungpandang Ridwan pernah menduduki posisi jabatan sebagai redaktur pelaksana di koran kampus tersebut.
Selain aktif memantau perkembangan media, Ridwan juga melalui Kolaka Media Institute memberikan dukungan kepada pekerja media alias wartawan yang mau bekerja secara profesional agar tetap bekerja pada tracknya. Tidak asal menerbitkan berita, memberikan informasi sesungguhnya bukan informasi yang menyesatkan.
Kembali ke masa kuliah, selain aktif di kegiatan pers mahasiswa, Ridwan juga banyak terlibat di kegiatan seni budaya di kota Makassar bersama teater kita makassar. Pada tahun 1994 bersama Asia Ramli Prapanca dan Is Hakim mengikuti Festival Seni Surabaya dengan naskah pementasan bertajuk KAVLING 2m2.
Tidak hanya itu, di tahun 1996 ia mengikuti Pertemuan Sastrawan Nusantara dan Asean di Kayutanam, Padang, Sumatera Barat.
Di kampus Umar Bakri ini Ridwan juga telah aktif menulis artikel budaya,opini di beberapa media cetak lokal dan nasional nasional, diantaranya Harian Fajar,Pedoman Rakyat,Suara Karya dan Republika.
Tahun 1999 ia meninggalkan kota Makassar ke Kendari dan bekerja sebagai wartawan Kendari Pos hingga tahun 2001. Merintis pembukaan biro Kendari Pos di Kolaka hingga akhirnya keluar dari media yang telah membesarkan namanya di Kabupaten Kolaka.
Pada tahun 2003-2004 Mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) FOKUS Indonesia yang getol mengadvokasi penggusuran warga taman laut yang dilakukan pihak Pemkab Kolaka dimasa kepemimpinan Bupati Drs Adel Berty.
Selain aktif ber-LSM di Kolaka juga menerbitkan surat kabar lokal Suara Kolaka ia dipercaya menjadi Pemimpin Redaksi kala itu.
Tahun, 2020, Ridwan Demmatadju diangkat menjadi akademisi dengan menjadi tenaga pendidik pada Fakultas Teknologi Informasi Universitas Sembilan Belas November (USN).
Salah satu Perguruan Tinggi negeri berkedudukan di Kota Kolaka, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.