Setiadi Reksoprodjo Masih Tercatat Sebagai Menteri Termuda Sepanjang Sejarah Kabinet RI
PROFIL TOKOH — JAKARTA, Ir. Setiadi Reksoprodjo masih tercatat sebagai menteri termuda sepanjang sejarah kabinet Republik Indonesia di usianya yang ke-25 tahun. Ia diangkat menjadi Menteri Penerangan oleh Presiden Soekarno pada Kabinet RI ke-5, Kabinet Amir Sjarifuddin pada tahun 1947.
Setiadi juga tercatat sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara, anggota Konstituante, dan Menteri Urusan Listrik dan Ketenagaan
Usia Setiadi kala itu masih 25 tahun 7 bulan. Setiadi lahir pada tanggal 18 November 1921.
Karena itu, Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada Setiadi Reksoprodjo sebagai menteri termuda sepanjang sejarah kabinet Republik Indonesia.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Direktur MURI, Awan Rahargo kepada perwakilan keluarga besar Setiadi.
Ibu, bapak, adik-adik sekalian, untuk itu perkenankan piagam penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia hari ini dicatat dengan nomor urut rekor ke-10.875 dianugerahkan kepada Insinyur Haji Setiadi Reksoprodjo sebagai insan yang mengemban tugas sebagai menteri termuda Republik Indonesia di usianya yang ke-25 tahun,” ucap Awan di atas panggung Ruang Auditorium Museum Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu, (11/3/2023).
Setiadi merupakan seorang politikus Indonesia yang banyak memperjuangkan kemerdekaan Indonesia lewat taktik gerilya, seperti aktif dalam pergerakan perjuangan pemuda, menjadi Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia wilayah Cirebon, dan ikut berkontribusi atas tercetusnya Proklamasi Kemerdekaan.
Setiadi adalah putra tertua dari bangsawan Jawa Soekirdjo Reksoprodjo dan Koespirah Soemodidjojo. Ayahnya, Soekirdjo Reksoprodjo, menjabat sebagai Bupati Kudus dari tahun 1952 sampai 1954.
Setiadi mendaftar di Semarang Hogere Burgerschool (Pendidikan Menengah Umum) pada tahun 1933. Setelah menempuh pendidikan selama tiga tahun, Setiadi menempuh ujian akhir di sekolah tersebut pada tahun 1938. Ia berhasil lulus dengan nilai tertinggi dari seluruh siswa lainnya, yakni 8.37.
Pada tahun 1938, Setiadi masuk Sekolah Tinggi Teknik Bandung (Technische Hoogeschool te Bandoeng, sekarang Institut Teknologi Bandung).
Ia lulus dari universitas tersebut pada tahun 1941, dan memperoleh gelar insinyur (Ir.) pada tahun 1942. Setelah lulus, ia dipekerjakan oleh pemerintah Jepang pada masa pendudukan Jepang di Hindia Belanda untuk bekerja di Biro Transportasi dan Pengairan Jawa Barat di Cirebon.
Setiadi juga salah satu tokoh yang berkaitan dengan tragedi 1965. Setiadi secara tegas menyatakan dukungan sepenuhnya kepada Soekarno serta semua kebijakan politiknya. Sehingga ketika Presiden Soekarno didesak menerbitkan Surat Perintah 11 Maret 1966, maka 21 orang menterinya, termasuk Setiadi bersama Waperdam I dan Waperdam III, ditahan atas perintah Jenderal Soeharto dan ditempatkan di kompleks tahanan militer Nirbaya, Jakarta Timur.
Menteri termuda tersebut kemudian ditahan selama hampir 12 tahun, sejak tahun 1966 hingga 1977, dan dibebaskan tanpa proses diadili. Setelah reformasi, Setiadi bersama H.M. Sanusi, Soedibjo, dan lain-lain mendirikan organisasi Paguyuban Korban Orde Baru (PAKORBA) dan duduk sebagai Anggota Dewan Penasehat serta mengepalai redaksi buletin Mimbar Pakorba.
Setiadi wafat pada 28 Juli 2010 di rumahnya, Menteng, Jakarta Pusat. Ia dimakamkan sehari kemudian di Taman Makam Pahlawan Kalibata dengan upacara militer. (***)